Adapun manusia saling berbeda bentuknya satu dengan yang lain. Hampir tidak ditemukan dua orang manusia yang memiliki sifat dan bentuk yang sama. Bahkan sangat langka ditemui dua orang insan yang memiliki suara dan tenggorokan yang sama. Hikmah di balik itu ialah manusia butuh saling mengenal melalui pandangan mata dan paras rupa saat terjadi interaksi diantara mereka. Sekiranya tidak ada perbedaan bentuk dan rupa, tentu urusan manusia akan kacau-balau dan berantakan. Seorang saksi tidak lagi mengenal siapa yang disaksikannya, orang yang berutang tidak lagi mengenal pemilik uang yang dipinjamnya, penjual tidak dapat mengenali pembelinya, bahkan pengantin pria mungkin tidak dapat membedakan mana wanita yang menjadi pengantin wanitanya, sebaliknya sang isteri tidak dapat membedakan mana pria yang menjadi suaminya. Sudah tentu akan terjadi kekacauan dan kerusakan yang sangat besar. Siapakah yang membedakan suara, bentuk dan paras rupa mereka dengan perbedaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata?
Kadang kala kita temui dua orang insan yang sama persis hingga hampir-hampir tidak bisa dibedakan antara keduanya. Akibatnya orang lain sulit berinteraksi dengan keduanya dan barulah terasa kebutuhan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang bersalah, serta mana yang memiliki hak dan mana yang tidak. Apabila persamaan nama saja sudah merepotkan para saksi dan hakim, lalu bagaimana pula bila bentuk dan paras rupanya juga sama?
Tanyakanlah kepada para pengingkar (Allah) itu! Apakah hal ini semata-mata terjadi secara alami belaka? Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, akan tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar