Mari kita pelajari 11 Aturan Dasar Membesarkan Anak ala Nanny StellaPenonton setia acara Nanny 911 pasti tak asing dengan
nama Nanny Stella. Acara ini memiliki banyak penonton karena para nanny yang
terlibat harus membantu keluarga tersebut mencapai kerja sama dan mengubah
kekacauan menjadi ketenangan hanya dalam waktu 7 hari. Beberapa waktu lalu, Nanny Stella mengunjungi Jakarta untuk berbagi 11
aturan dasar (11 Commandments) dalam membesarkan anak. Aturan-aturan ini ia
buat bersama salah seorang sahabatnya, Nanny Deb, yang juga ikut dalam acara
tersebut. Pengalamannya selama kurang lebih 15 tahun dalam mengasuh anak,
ditambah pendidikannya selama 2 tahun di National Nursery Education Board
membuatnya percaya diri untuk menerbitkan 11 aturan dasar ini. Menurutnya,
aturan dasar ini lintas usia, lintas negara, tidak situasional, tidak
emosional, absolut, dan dibuat untuk menghindari tindakan-tindakan buruk yang
bisa saja terjadi di masa mendatang.Berikut adalah 11 aturan tersebut, yang disampaikan
Nanny Stella dalam seminarnya di JITEC, Mangga Dua Square, Jakarta, Sabtu
(7/12/09) lalu.1. Bersikap konsistenTidak artinya tidak. Ya, artinya ya. Jika Anda ingin
memberlakukan “timeout” kepada anak Anda, lakukanlah. Jangan
berhenti atau membatalkan hal tersebut hanya karena ada gangguan.2. Setiap tindakan punya konsekuensiTingkah laku yang baik mendapat imbalan. Tingkah laku
buruk mendapat hukuman. Berikan penjelasan jika memang ada imbalan untuk
sesuatu yang baik yang ia lakukan, atau hukuman jika ia melakukan kesalahan.
Misal, Anda sekeluarga akan berlibur ke tempat liburan yang menyenangkan jika
anak bisa meraih angka bagus di rapor. Atau, jika malas belajar, ia akan
tinggal kelas.3. Katakan seperti apa yang Anda inginkanBerpikirlah sebelum bicara, atau rasakan akibatnya.
Jika si anak pernah melanggar perintah Anda, maka hukumannya pun harus jelas,
dan Anda harus melakukan hukuman tersebut. Jika Anda melanggar sistem ganjaran
Anda sendiri, maka si anak akan terbiasa mengabaikan hukuman yang Anda tetapkan
untuk hal-hal lain. Bersiaplah, karena hal ini akan berujung pada
pembangkangan.4. Orangtua bekerja sama sebagai satu timKalau Anda dan pasangan tidak saling setuju dalam satu
hal, anak Anda tidak akan tahu siapa yang harus ia dengarkan. Hasilnya, ia tak
akan mendengarkan siapa pun. Ini tak hanya berlaku untuk Anda dan pasangan
saja, tetapi juga untuk semua orang yang berada di tempat Anda membesarkan si
anak. Entah itu pengasuh, ibu-ayah, kakek-nenek, paman-bibi, semua yang
terlibat dengan si anak. Jangan sampai ada yang memiliki kata-kata yang saling
bertolak belakang, karena anak bisa bingung dan malah berakibat buruk baginya.5. Jangan berjanji jika tak bisa ditepatiKalau Anda menjanjikan sesuatu kepada si anak, pastikan
janji tersebut terpenuhi. Jika Anda tak pasti bisa memberikan janji tersebut
kepada anak, lebih baik jangan dikatakan. Karena ingkar janji bisa jadi hal
yang sangat menyakitkan untuk anak.6. Dengarkan anak-anak AndaAkui perasaan mereka. Katakan, “Ibu mengerti”, tapi
ucapkan dengan sungguh-sungguh, lalu luangkan waktu untuk benar-benar
mendengarkan Anda. Karena mereka butuh orang yang bisa dan mau mendengarkan
keluh-kesah mereka. Jika mereka bersandar kepada orang yang salah, hasilnya
bisa menjadi hal yang tak benar untuknya. Cobalah untuk menjadi sahabat mereka
dan dengarkan apa yang mereka rasakan. Rasakan nikmatnya menjadi orang terdekat
yang mengerti mereka.7. Tentukan rutinitasRutinitas membuat anak Anda merasa aman dan memberi
struktur terhadap waktu yang mereka miliki. Namun tak selalu berarti harus
mengikuti jadwal sesuai jam. “Rutinitas itu penting, agar anak-anak jadi tahu
apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Tak perlu berdasarkan jam,
berdasarkan rutinitas juga bisa. Dengan demikian mereka belajar keteraturan.
Misalnya, usai bermain di sore hari, mereka mandi, makan malam, sikat gigi,
cuci kaki, lalu tidur,” ujar Nanny Stella.8. Rasa hormat berlaku dua arahKalau Anda tidak menghormati anak Anda, mereka tidak
akan menghormati Anda. Hukumnya “perlakukan orang lain seperti Anda ingin
diperlakukan”. Menghormati mereka dengan memberikan apa yang menjadi hak mereka
tanpa menunda, juga mendengarkan apa yang mereka ingin katakan.9.Penguatan positif lebih baik dari penguatan negatifSanjungan, pujian, dan kebanggaan jauh lebih bermanfaat
daripada bersikap nyinyir, negatif, dan mengacuhkan. Lebih baik mengucapkan
penguatan positif kepadanya untuk menyampaikan maksud Anda, bukan menunjuk ke
suatu kata sifat yang melabeli. Misalnya, “Mama senang
sekali melihat usaha kamu meningkatkan nilai Matematika kamu” lebih baik
ketimbang, “Kamu pintar. Nilai Matematika kamu sudah naik 1 angka di rapor”.
Ketika Anda melabeli suatu titik, ia akan berhenti di sana dan tidak berusaha
untuk berkembang.10. Tingkah laku adalah hal yang universalTingkah laku yang baik diterima oleh siapa pun.
Contohkan padanya untuk mengucapkan “terima kasih, tolong, atau maaf” kepada
orang-orang yang bersinggungan. Di mana pun, sopan-santun selalu diperlukan.
Ajarkan tata krama kepadanya lewat tindakan Anda. Anak seperti kaset kosong
yang merekam apa pun yang mereka lihat dari orang-orang, atau apa yang ia
saksikan. Maka, berikan contoh terbaik kepadanya.11. Definisikan peran Anda sebagai orangtuaBukan tugas Anda untuk membuat anak menempel pada Anda.
Tugas Anda adalah mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia luar, dan
membiarkannya menjadi diri sendiri. Jangan selalu menempel dan membantunya
mengerjakan segala hal. Sesekali ia pun harus belajar menghadapi rasa sakit
hati, rasa gagal, juga rasa tak mampu. Ini penting agar ia bisa mencari jalan untuk mengatasi
keterbatasannya.